Senin, 10 Oktober 2011

Aku, Kamu, dan Semesta




Aku selalu menyunggingkan sebuah senyum saat memikirkan bagaimana cara semesta berkonspirasi untuk membuat kita bertemu. 

Kita, pada awalnya adalah aku dan kamu yang menjalani hidupnya sendiri-sendiri, menjalani waktu-waktu yang kadang bersilangan namun saling memalingkan diri. 

Kita, yang dulu pernah sesekali terlibat percakapan-percakapan dalam sebuah lingkar senyuman. 

Dan kita, yang sering dipertemukan pada persimpangan jalan hanya untuk pura-pura diam.

Siapalah aku? 

Aku pada waktu itu hanyalah setengah dari pria tanggung yang belum punya tanggung jawab terhadap segala gerak-gerikmu. Dan aku sama sekali tidak berhak untuk sekadar memprotes senyuman-senyuman kamu yang memang mengganggu.

Seminggu setelah bertemu kamu mampu untuk membuat isi kepalaku tidak beraturan. 

Aku adalah orang yang gemar berpikir, berpikir tentang apa saja yang mampu aku pikirkan. Dan aku terus berpikir yang macam-macam tentang kamu. 

Aku berpikir tentang rona merah di wajah yang penuh oleh pipi. 

Aku berpikir tentang hidung yang pesek-pesek jambu. Dan seingatku, aku pernah sangat berharap untuk bisa mengetahui apa yang ada di dalam pikiran kamu.

Percayakah kamu, saat aku berkata bahwa tidak ada kejadian yang kebetulan? 

Yang kutahu, pada waktu itu semesta sedang mengatur rencana untuk kita. Baterai handphone yang hampir habis, kemacetan, panas, dua gelas teh poci, dan segala yang muncul pada waktu itu kuyakini sebagai rencana semesta.

Aku berpikir, apa yang akan terjadi bila saja kita tidak memutuskan untuk bertemu pada saat itu. Atau bila kita pergi bukan melewati jalan yang sama, bila kita tidak berhenti untuk berteduh dari panas, untuk berkompromi dengan kemacetan, atau untuk apapun sesuai keinginan semesta.

Aku berpikir, apa yang akan terjadi bila kita tidak memutuskan untuk pergi menonton sebuah film picisan yang tak pernah kuingat sampai sekarang. Lalu apa yang akan terjadi bila waktu itu bukan hari rabu, bukan jam 3 sore, bukan sepulang aku kuliah.

Semua tidak akan sama.

Ya, semua tidak akan sama bila aku menjemputmu bukan di pinggir jalan. Aku ingat, di depan tukang tambal ban, di atas trotoar rusak yang berjejer-jejer, kamu berdiri sambil menjinjing tas biru tua favoritmu. Kamu mengenakan baju putih garis-garis hijau, celana jeans biru, dan tak lupa kalung cokelat bermotif hati yang sangat membantu untuk mengalihkan pandangan dari perutmu yang sedikit tembem. Semua tidak akan sama bila salah satu dari semua itu tak sesuai dengan rencana semesta.

Aku ingat, setelah sedikit sapa dan senyuman, kamu menaiki motor dan kita bergegas menuju bioskop yang tak jauh dari sana. Pada saat itu kita adalah dua orang yang sibuk pada satu hal yang sama. Aku sibuk memasuki pikiranmu, dan kamu sibuk menutupnya.

Aku ingat, dengan kecepatan yang sepelan mungkin aku berusaha untuk berbicara, namun ternyata klakson mobil yang lelah lebih berani untuk mengeluarkan suara.

Kita sampai di bioskop, lalu memilih film yang akan ditonton dengan ragu-ragu, menontonnya sebagai dua orang yang pura-pura lugu, lalu mengakhirinya dengan ambigu. Semua terjadi bukan karena kita tidak mengerti apa isi dari yang kita tonton pada waktu itu, tapi lebih kepada perasaan yang hadir dan tak menentu.

Aku masih ingat semuanya dengan jelas, sekitar pukul delapan malam kita pulang menyusuri jalan-jalan sambil mencari tempat cemilan yang asik, dan akhirnya berhenti di sebuah warung pecel lele. Di pojok warung kita duduk berhadapan sambil terdiam. Aku ingat, sambil menunggu pesanan kita hanya sibuk memperhatikan orang-orang yang ada di sana. Lalu kucoba untuk mencairkan suasana dengan memberimu sebuah pertanyaan tentang apa kesibukanmu sehari-hari, dan selanjutnya semua mengalir begitu saja.

Kamu.

Andai kamu bisa merasakan bagaimana degup jantungku waktu itu.

Andai kamu tahu susahnya menahan diri untuk tidak memelukmu.

Andai kamu tahu, betapa kesalnya aku pada waktu yang enggan menunggu.

Dan andai kamu tahu, pada waktu itu, kamulah satu-satunya alasan mengapa semesta membuat lidahku kelu untuk sekadar mengucap aku suka kamu.

Jatuh cinta itu seperti menonton sulap, kau takkan pernah tahu rahasianya di awal.

 220611

Sedia Payung Sebelum..

Hujan turun deras sekali..

Waktu menunjukkan pukul enam.

Suasana di depan pintu Mall tak begitu ramai, sebagian orang terlihat lelah, sama denganku, dan mereka juga berada satu baris denganku di dekat tangga turun. Cukup jauh dari tempat terbuka, jadi cipratan air hujan hanya sampai di dua tangga di bawahku.

Mataku berkeliling ke sekitar. Ada sepasang muda-mudi yang duduk berhadapan di sebuah cafe. Kulihat Si pria menggenggam tangan wanitanya, mereka saling berpandangan, lalu si Pria menyematkan cincin di jari manis. Ah, indahnya! Pasti mereka bertunangan, atau menikah? Aku tak tahu, yang jelas, cupid-cupid kecil pasti sedang tersenyum di antara mereka.

Ada juga seorang wanita muda, kutaksir berumur sekitar dua puluh lima tahun. Dia berdiri di dekat pintu masuk Mal, dan terlihat sedang menelpon seseoranag. Sepertinya marah, mungkin dengan pacarnya yang tidak bisa menjemput, karena suaranya terdengar sampai sini. Ah, biarlah, aku pun kembali melihat-lihat.

Ada segerombolan pria yang berdiri tak jauh di belakangku. Lalu seorang kakek tua, berdiri dengan gadis kecil yang manis di sampingnya, mereka seperti sedang menunggu seseorang untuk keluar dari dalam Mall, mungkin ibu dari anak itu, aku pun mengangkat bahu.

kudekapkan kedua tangan di dada, terasa sedikit hangat..

Kulihat puluhan anak-anak bersenjatakan payung berhamburan di depan sana. Suara-suara dengan nada memohon terdengar dari mulut mereka yang terlihat keriput. Maklum, hujan kali ini memang tak seperti kemarin-kemarin, dan terasa dingin sekali, entahlah..

Aku memperhatikan anak-anak itu dengan seksama, kulihat berbagai macam ekspresi dari wajah mereka. Ada wajah-wajah riang, yang saat payung mereka, walau banyak tambalan sana-sini, tapi laris digunakan oleh orang-orang yang hendak menyebrang. Mereka pun mengekor di belakang, sesekali mereka menari-nari, hujan adalah teman mereka.

Ada yang berwajah murung, tampaknya dia kurang beruntung hari ini, Karena tak ada satupun orang yang mau menggunakan payungnya. Ada pula yang wajahnya besinar, kala menghitung lembar demi lembar uang di tangannya.

Aku menoleh ke kiri..

Kulihat bocah kecil itu berdiri di depan pot-pot bunga yang berjejer. Jauh dari tempat teman-temannya berkumpul. Dia terlihat tak bergeming. Dengan baju lusuh warna hitam yang seakan lekat di tubuh kurusnya. Pandangannya kosong, dan membiarkan tubuhnya terguyur deras hujan. Payung hitam yang dia bawa hanya dia letakkan di sampingnya..

Aneh…

Penasaran, aku mencoba untuk mendekat, dan memanggil bocah itu..

‘Dek, sini!’

Dia menoleh dan hanya menggelengkan kepala, lalu kembali pada sikapnya semula.

Ada sesuatu pada bocah itu..

Alam bawah sadar seakan mendorongku untuk kembali memanggil bocah itu. Tapi dia tetap tak bergeming, setelah beberapa panggilan, akhirnya dia berjalan mendekatiku..

‘Kenapa kak? Hari ini saya tidak menyewakan payung, kalau mau ke teman-temanku saja..’

‘Kenapa tidak menyewakan payung? Kalau begitu sedang apa kamu disini?’ Tanyaku heran.

Dia hanya menggeleng, lalu kembali terdiam sebelum berkata kembali..

‘Tapi kalau kakak butuh payung, pakai saja, gak usah bayar kok. Besok, kalau kakak ingat, kembalikan ya..’

Aku tersenyum, ‘Lho kok gitu? Ayo antar kakak ke seberang, nanti kakak kasih uang lebih..’

‘saya tak butuh uang kak, pakai saja payungnya kalau mau..’

Aku menaikkan alis, baru kali ini kutemukan anak seperti dia.

‘Bagaimana kalau kita ke sana, temani kakak ngobrol yuk, sambil nunggu hujan reda..’ kataku sambil 
menunjuk ke arah deretan bangku yang kebetulan kosong.

Lagi-lagi dia hanya menggeleng.

‘Hmm, baiklah, kakak tidak akan membayarmu, tapi mau kan kamu temani kakak sampai seberang?’

Kali ini dia diam. Namun setelah berulang kali aku meminta, akhirnya dia mau  mengantarkanku..

Jarak dari sini sampai seberang kan cukup jauh, pikirku.

Akan ada kesempatan buatku ngobrol dengan bocah itu. Jujur, dia membuatku sangat penasaran. Ada sesuatu dalam dirinya yang mengganjal di pikiranku.

Dia pun menyerahkan payung hitamnya, lalu kami berjalan menuju trotoar, kulihat dia mengikutiku dari belakang. Aku memanggilnya,

‘Sini di sebelah kakak..’

Dia ragu-ragu mendekat, dan hanya sampai satu meter di belakangku..

Kulihat jalanan cukup ramai, tapi tidak sampai terjadi kemacetan. Waktupun kini menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas. Hujan sudah mulai reda.

Di pinggir trotoar, aku menoleh kebelakang, mencoba mengajak bocah itu ngobrol lagi..

‘Namamu siapa dek? Kalau kakak boleh tahu..’

Dia diam.

Anak ini kenapa ya? Pikirku..

‘­oh ya, kalau tempat tinggalmu dimana?’

Dia masih diam..

Jalanan mulai sedikit lengang, aku pun berjalan di zebra cross..

‘hmm, baiklah, pasti kamu takut ya sama kakak, kakak gak bakal nanya lagi deh..’

Aku menoleh kebelakang, mencoba untuk tersenyum, tapi bocah itu tidak ada..

Aku melihat ke sekeliling, mencari-cari di antara orang-orang di trotoar, namun dia tetap tidak ada. Kulihat orang-orang itu seperti berkata-kata padaku, tapi posisiku sudah di tengah jalan, suara mereka tak terdengar.

Mulut mobil hanya tinggal beberapa meter, terlambat..

Aku merasakan tubuhku melayang-layang, dengan nyeri yang tak terperikan, seluruh tubuhku terasa remuk..

tiba-tiba waktu seperti diperlambat..

sesaat sebelum tubuhku terjerembab, kepalaku bergerak dengan sendirinya, aku menoleh ke deretan pot-pot bunga tempat awal kutemui bocah itu..

Dia ada di sana, berdiri di tempat semula, dengan payung hitam itu di sampingnya.

Dia tersenyum..


#15harimenulisdiblog

Jumat, 07 Oktober 2011

Rindu Akan Sepiring Telur Dadar


lintas kereta ekonomi menggetarkan pagi
dalam sentak, aku menyibak selimut mimpi
dalam hening, aku mengucap selamat pagi pada hati
dan lagilagi fikiranku, pada engkau, setiap hari
ibu sedang apa?
sudahkah kau memasak telur dadar untuk pagi ini?
sepertinya tak ada beda, seperti kemarin, larut dalam rahasia
kau pasti masih lelah, kan?
terdengar jelas bu, dari rebahmu yang mendengkur
dan aku menikmati melodi itu sambil terpekur
haruskah aku bersyukur? Entahlah
yang penting, jangan sampai mereka tahu bu, kau sering pulang pagi
biarlah hanya aku yang tahu, biarlah hanya aku
dan sekarang, aku pamit dulu, waktu sudah hampir pukul delapan pagi
sudah saatnya aku berkerja
lagipula, mumpung Budi dan Rina masih tertidur
karena pasti mereka merengek untuk ikut
aku tak mau mereka tahu

saat ini, peluhku sedang menikmati guyuran terik matahari
dan asapasap polusi, asik menelusuri rongga jasmani
oh ya, ibu sedang apa di rumah?
sudahkah kau bangun?
aku tak pernah lelah menanyakan ini
maukah kau memasak telur dadar untuk siang ini?
cukuplah sebutir, tak perlu banyak-banyak
karena aku dan rindu sudah saling sepakat
kami ingin masakanmu, bu
tak apalah, walau sering terlalu asin, bahkan kadang gosong
kasihan Budi dan Rina, mereka pasti lapar sekali
dan mereka tak pernah berani meminta
mereka takut mengganggu istirahat siangmu

dalam perjalanan pulang, aku menyusuri sungai yang kotor sekali
aku kembali merenung
ibu sedang apa di rumah?
sudahkah kau memasak telur dadar malam ini?
aku berharap kau tak melulu ingkar janji
luangkanlah sedikit waktu, sebelum kau pergi menebus rindu
dengan cara apalagi aku harus membohongi Budi dan Rina?
walau mereka tak pernah mengeluh, lama-lama aku jadi tak tega
sebagai kakak satu-satunya, aku sayang sekali kepada mereka
setiap pulang kerja, aku tak pernah lupa membawakan sebungkus gorengan
dan seperti biasa, sekarang akupun menenteng sebungkus gorengan
Budi dan Rina pasti sudah menanti di rumah
sebuah piring kosong pasti sudah disiapkan oleh Budi
begitu juga segelas air hangat yang disiapkan oleh Rina

tahukah engkau bu
aku sangat berharap semua bisa kembali seperti dulu
saat-saat telur dadar masih menjadi makanan favorit kita
saat-saat mimpi indah kita masih bernyanyi
saat-saat bahagia kita masih tak terbagi
saat-saat dirimu masih benar-benar seorang ibu
maukah, engkau, kembali seperti dulu?


#15harimenulisdiblog

Rabu, 05 Oktober 2011

Akhir Cerita di Taman Kanak Kanak


Ini hari terakhir..

Pria paruh baya itu berdiri di sampir pagar Taman Kanak-Kanak. Dia diam, matanya hanya menatap anak-anak yang bermain dengan riang di dalam sana. Dia hafal nama-nama mereka semua, karena murid-murid TK itu hanya sedikit.

Yang bermain jungkat-jungkit itu Farid, anak seorang pengusaha angkot asal Medan. Farid terlihat cukup riang hari ini. Dengan rambut yang masih basah, atau mungkin basah karena keringat, sesekali tampak di dahinya sebuah tonjolan yang cukup aneh, sepertinya bawaan lahir, tapi entahlah.. Farid mengenakan baju kuning matahari, celana jeans warna hitam dan sepatu warna putih. Farid anak yang ramah, seperti orangtuanya, pantas saja kalau banyak yang menyukainya.

sepertinya...

Lalu di depan Farid, perempuan kecil itu mengenakan baju pink, dan rok renda-renda yang juga berwarna pink. Dia terlihat lucu dengan pita yang terikat di ujung kepang rambutnya yang pirang. Namanya Michelle, dari namanya, jelas terlihat bahwa kedua orangtuanya bukan penduduk indonesia. Pria itu menyukai aksen kentalnya, salah satu yang paling disukainya adalah ketika Michelle mengucapkan 'terima kasih' dengan mengejanya. Ya, dia berasal dari kanada, orang tuanya tinggal di komplek mewah belakang TK ini. Mereka ditugaskan untuk menjadi duta di indonesia.

Lalu anak yang berbaju merah, dengan gambar ultraman di bagian punggungnya, asik bermain perosotan sendiri. Dia Riski, tak banyak yang pria itu tahu tentang Riski. Pria itu hanya tahu bahwa Riski tinggal tak jauh dari sini. Orangtuanya adalah pengusaha kain yang cukup terkenal di Glodok. Sayang Farid anaknya pemalu, setiap bertemu dengan pria itu, dia selalu menundukkan mukanya.

Yang berbaju biru kotak-kotak, dengan rok berwarna kuning, terlihat kontras dengan perilakunya yang (menurut pria itu) jahat. Namanya Rini. Rini sering membuat teman-temannya menangis dengan cara yang agak aneh. Sepertinya bisa dimaklumi, karena ayahnya adalah pengangguran, hampir setiap hari pria itu melihat ayah Rini melintas sambil mabuk, menghabiskan uang untuk berjudi, hasil jerih payah istrinya yang hanya buruh cuci.

mungkinkah dia..?

Siapa lagi ya.. Oh ya! Itu Dea.. Perempuan mungil itu rupanya baru keluar dari dalam kelas, baju putihnya bercorak polkadot seperti biasa, dipermanis oleh bando putih corak bintang-bintang. Kali ini dia mengenakan sepatu pink mengkilat, sepertinya baru. Dia terlihat murung, seperti hari-hari kemarin. Pria itu tahu, dia sering melewati rumahnya sepulang jalan-jalan sore, dan mendengar pertengkaran antara orang tuanya. Cukup dahsyat, beling-beling yang pecah menjelaskan semuanya.

Akhirnya Pria itu melihat ke arah ayunan, seorang anak harusnya sekarang ada di sana. Namanya Yogi Permana. Yogi mengenakan baju merah hati, dengan gambar momotaro, dan celana pendek hitam yang mulai luntur. Pria itu masih ingat dengan jelas, tepat satu tahun lalu, Yogi bermain di ayunan itu. Ayunan memang permainan favoritnya, dia selalu antusias tiap kali bertemu ayunan, entah kenapa. Itulah kenapa bila setiap istirahat, Yogi tak pernah absen bermain ayunan, walau hanya berayun sendiri, Yogi selalu senang, terlebih saat ayunan bertambah kencang, Yogi tertawa dengan lepas sekali.

Ketika bel berdering pun, Yogi lah anak yang pertama masuk kelas, dia berlari dengan cepatnya, dan tak pernah lupa menyalim gurunya dengan khidmat. Ah! guru-guru begitu menyayangi Yogi..

Sudah tiga bulan pria itu mengamati...
                                                     
Bel pun berdering, pria itu pun menyudahi pengamatannya. Berlalu dengan wajah yang hampir tanpa ekspresi, dia merogoh saku, mengeluarkan ponsel, dan mulai menghubungi seseorang..

'Lapor tuan, kali ini saya benar-benar yakin, benda yang kita cari ada dalam tubuh anak yang bernama Farid...'

Pria itu diam sebentar, dia teringat planetnya.Dan benda inilah yang dipercaya bisa mengembalikan planetnya.. 'Mohon instruksi selanjutnya..' Katanya sebelum menghilang..

                                                                   -----

#15harimenulisdiblog

Senin, 03 Oktober 2011

LinaLinuLiniMasa


hanya di linimasa
kita bisa menulis apa saja
cerita, puisi, sajak, dan segala prosa
mencumbu kata dengan beribu rasa

sebab di linimasa
kita bisa saling berbagi rasa
taman bermain rindu yang nyata
meski hanya alunan aksara
rindu terlihat raksasa, rindu terasa luar biasa

karena di linimasa
kita bisa (pura-pura) tersenyum sembunyikan pilu
kita bisa (pura-pura) bersedih dan sakit hati
kita bisa (pura-pura) jatuh cinta pada sesiapa
kita bisa menjadi kita, atau (pura-pura) menjadi mereka
kita bisa melakukan segalanya

dan di linimasa
aku, kamu, dan kita dapat bertemu setiap waktu
tegur sapa, bercerita, tumpahkan segala keluh rasa
tiap kita rindu, tiap kita candu
biar hanya temu semu
kita tak pernah jemu

dan untuk segala lina - linu yang terasa

terimakasih kepada linimasa
kini aku menjelma cinta untuknya

#15harimenulisdiblog

Jumat, 05 Agustus 2011

Flash Fiction - Hari Pertama


Pukul 05.30 WIB

Kokok ayam masih bersahutan. Sesekali terdengar kicauan anak burung yang lapar, mencari induk mereka yang masih belum pulang. Dan matahari, dengan malu-malu mencoba terbit dari peraduannya.

Dari subuh Budi sudah bangun, pergi ke surau untuk solat, lalu pulang dengan tergesa. Ya, ini adalah hari pertamanya bersekolah. Hari yang sudah ditunggunya selama ini. Dia sudah menyiapkan semua peralatan sekolahnya dari kemarin. Pensil, buku, tas, sepatu, tak lupa juga dia menyetrika baju dan celana sekolahnya.

Pukul 06.00 WIB

Budi bersemangat sekali. Sedari tadi dia sudah berpakaian rapi, lalu mondar – mandir di halaman rumahnya. Sesekali dia menyapa tetangga yang lewat dengan hangat. 

'Selamat pagi pak! Semoga harimu menyenangkan...' Sapanya kepada Pak Karyo, tukang cendol di sebelah rumahnya. 

Lalu Ibu Minah, tukang pijat yang tinggal tak jauh dari rumah. 'Bu Minah! Semoga hari ini banyak yang pegal-pegal ya..' Candanya dengan senyum sumringah.

Budi memang dikenal sebagai anak yang periang. Maka tak heran, banyak tetangga yang menyukainya.

Oh iya, Budi tinggal di desa yang tak jauh dari sekolah. Hanya sekitar seratus lima puluh meter, setelah melewati sungai yang membelah desanya dengan desa tempat sekolah berada.

Pukul 06.45 WIB

Waktunya berangkat. Saking semangatnya, Budi bahkan lupa untuk menyalim ibunya. Dia pun bergegas pergi

Di jembatan, Budi bertemu dengan Anto, Farid, dan juga Isnan, teman bermainnya di desa. Ternyata mereka semua berada dalam satu sekolah yang sama, tentu ini membuat Budi senang. Candaan demi candaan mereka lontarkan selama perjalanan.

Pukul 07.00 WIB

Gerbang sekolah sudah mulai terlihat. Namun hanya sampai disana. Langkah kaki – kaki kecil, wajah – wajah polos, juga celotehan riang itu, mendadak sirna perlahan dari pikiran Budi.
---------------------------------------------------------------------------------------------

Ibu memandang Budi. Wajahnya menyiratkan kesedihan, namun tersamar oleh wajah lembutnya yang meneduhkan. Dia tersenyum.

‘Budi.... Jangan melamun terus nak. Ayo bersiap, hari ini bantu ibu memulung lagi ya..’
                                                    -------

HARI PERTAMA. Mereka tertawa riang menuju sekolah. Budi pun girang, membayangkan dirinya ada di antara mereka. @fiksimini

Kamis, 04 Agustus 2011

Cerpen 111 Kata #2

Aku dimana?

Ruangan gelap. Bau obat yang menyeruak. Hening.

Aku meringis kesakitan, selang infus melilit tanganku, darah mulai naik. Lemas.

Aku mencoba bersuara, berharap siapapun untuk datang, dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padaku…

Sia-sia.

Suaraku sama sekali tak keluar. Darah semakin naik. Kesadaranku berkurang.

Mengapa tak ada seorang pun disini?

Tiba-tiba kurasakan seperti ada yang mengiris dadaku. Lalu memasukkan sesuatu ke dalamnya.

Aku semakin bingung. Aku panik!

Di sela rasa panikku, lampu menyala seketika.

Hey, silau sekali!

Aku memejam. Mencoba untuk beradaptasi dengan cahaya, secara perlahan mataku membuka.

Pandanganku mengelilingi seluruh ruangan.

UGD? Ada apa denganku?

Lalu suara itu muncul.

’Nyalakan! Semoga kali ini dia bisa hidup.’

Dunia seketika berputar.

-----------------------------------------------------------------

UGD. Mereka mencoba untuk menghidupkanku kembali. @fiksimini

Senin, 01 Agustus 2011

Cerpen 111 Kata #1


"Diluar ada apa?"

Aku mendadak terbangun.

Samar kudengar isakan dari luar kamar, juga lantunan ayat-ayat suci Al-quran.

Tak banyak yang bisa kuingat dari kejadian semalam. Semuanya terjadi begitu cepat. 

Yang jelas, aku mabuk. Dan ketika terbangun, aku sudah mendapati diriku di dalam kamar.
---------------------------------------------------------------------------------

Aku ingat ibu pernah berkata padaku, bahwa dia tidak akan pernah memaafkanku bila sekali saja aku mabuk. Karena dia tak ingin aku seperti ayah, dan itu membuatnya sangat sedih.

Dengan gontai aku berjalan keluar kamar. Sudah kuputuskan, apapun yang terjadi, aku harus meminta maaf.

Aku pun membuka pintu.

Mereka semua histeris melihatku, termasuk ibu.

Mereka masih terus menjerit, ketika keherananku mendadak terjawab. 

Tubuhku terbujur kaku dihadapan mereka.



SAMA-SAMA. Aku takut menemui ibu. Ibu lebih takut menemui aku. @fiksimini

'i' adalah akhiran..

aku tak akan pernah berhenti, akan tetap kucari..
aku tak akan lari,
apa yang bakal terjadi,
aku tetap disini,
aku tak akan pergi,

dan bila saatnya nanti,
aku tak akan peduli,
aku akan tetap mencaci,
akan tetap memaki,
yang ganggu hidup ini,
akan kegilaan yang semakin menjadi,,
yang ngerusakin hari hari,
akan kepalsuan yang ga berarti,,

aku akan trus berjanji,

untuk selalu berdiri,
untuk tak sembunyi,
dari kenyataan yang bertubi,
untuk bangkit lagi,
menutup lubang dihati,

untuk selalu kagumi,
siapa saja yang berani,
bukan hanya beraksi,
tapi dengan maknawi,

untuk selalu memuji,
yang tak melukai,
yang tak menyakiti,
yang telah mengobati,

untuk selalu mencoba mengerti,
arti berbagi,
persahabatan sejati,
cinta yang abadi,

untuk wujudkan mimpi,
mencari sosok bidadari,
di tempat yang jauh tinggi,
di kedalaman yang membumi,

dan,

untuk selalu menjadi saksi,
sesuatu yang tak pasti,
yang tak kumengerti,
dan tak kupahami,
sampai mati,

Untitled

teruslah berjalan, hingga KEMALASAN itu MALAS mengikutimu..

teruslah berlari, hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu..

teruslah berusaha, hingga KELELAHAN itu LELAH membayangimu..

teruslah mencoba, hingga KEGAGALAN itu GAGAL mengganggumu..

dan teruslah berdoa, hingga KEBERHASILAN itu BERHASIL membuatmu bahagia..


Garudaku

nyaris setiap hari aku mendengarnya
garuda itu mengerang sakit
sesekali ia menjerit
terlihat gundah gulana
sayapnya patah

nyaris setiap bulan aku melihatnya
tertatih ia mencoba terbang dengan sebelah sayap
semakin hatiku terpaut padanya
saat dia lagi jatuh untuk kesekian kali

nyaris aku selalu bertanya dalam hati
makhluk keji apa yang terlampau tega
merebut semangatmu
merebut keindahanmu
ternyata ia membaca pikiranku
ia menangis

teramat pelan terdengar suara
saat itu memang sedang sunyi
"kutu kutu parasit yang melakukannya.."
"menggerogoti buluku tanpa hati.."
"mematahkan sayapku tanpa arti.."

rasa iba menghampiriku cepat
aku menjerit lantang
lalu mengapa kau menangis !?
kau adalah burung terkuat !
parasit itu hanya akan hidup sejenak
dan mereka pasti akan mati tak layak
biarlah mereka tersiksa terbawa arus bencana
biarlah mereka tertawa terbawa patahnya sayapmu

wahai garudaku
kumohon engkau jangan menyerah

mungkin diriku hanyalah seekor kutu kecil
yang menggantungkan hidup padamu
tapi aku bukan parasit!
tidak hanya doa yang ku sampaikan untukmu
asa ini akan mencoba menganyam kembali bulumu
asa ini pun akan mencoba merajut kembali sayapmu
dan asa ini tak akan pernah mati
kau bisa terbang tinggi lagi 
semakin tinggi
dan tetap tinggi
di masa yang akan datang

Minggu, 31 Juli 2011

Kamu..

pada langit sore ini..
kudengar kepak burung..
kepak burung itu mencari.
kepak burung itu..

pada angin sore ini..
kulihat lambaian daun itu..
lambaian daun itu memanggil..
lambaian daun itu..

dan pada rindu sore ini..
pada cinta sore ini..
tetap kamu..


Annisa Chintiana Putri :)



PUASA MARI KITA PUASA..

ga kerasa yaaaaaaaaaaaaaaaaa.. besok tuh genap 39 hari lhoooooooo gw pacaran.. #eh #maaflatah
besok udah puasa lagi gitu maksudnya, sorisori, abisnya gw seneng banget sih punya pacar, jadi sering keceplosan ngomong kayak gitu. Buat jomblo, gw minta maaf, ini emang nyindir lo lo pada..
hahahaha
tapi kalo dipikir-pikir, ada ga korelasi antara jomblo dan bulan puasa?
kayak itu lhoo, korelasi antara kembalinya arumi bachsin sama potongan poninya kak seto, kan gak ada...
hmmm, kalo menurut survey yang udah gw lakukan, ada yang bilang engga, ada juga yang bilang ada, tapi ada juga yang bilang engga ada sama ada, jadi ada apa engga nih? pikir aja deh sendiri.. :p

kalo menurut gw, dengan menggunakan ilmu statistika yang udah gw pelajarin tapi lupa lagi.. ADA HUBUNGANNYA..
korelasinya itu sama dengan 1, dimana artinya sangat erat.. haha
kenapa?
karena bulan puasa adalah bulan dimana kita harus menahan berbagai godaan, yang jelas sih menahan nafsu lah.. nafsu makan, minum, dan lain lain..
terus hubungannya sama jomblo apa?
ya kan tadi kita harus menahan nafsu tuh, naah! salah satunya adalah menahan nafsu untuk tidak berpacaran. Dengan kata lain, selama bulan puasa nanti, kita tidak akan melihat ada pasangan yang mengumbar kemesraan. Ini yang gw bilang berhubungan erat dengan para jomblo.
Kalo kata raditya dika, 'bagi yang berpasangan, tolong jangan umbar kemesraan dimalam minggu, itu namanya toleransi dalam berpacaran..'
Yap! betul sekali, jadi jelas sekali korelasinya. Walau sebenernya itu pahit bagi kita, yang berpasangan, tapi manis sekali bagi para jomblo..
selama bulan puasa, mereka akan sedikit terbantu dengan tidak adanya kemesraan-kemesraan diluar sana, yang dibulan2 lain terasa sungguh menyakitkan...

Ahhhh! ngelantur deh, harusnya kan ini ngomongin hikmah puasa. Kok jadi ngurusin jomblo sih, mereka kan udah punya dunia sendiri.. -___-

ya udah deh, gw mau ngucapin Alhamdulillah, karena Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada gw di tahun ini untuk kembali menjalankan ibadah puasa. Walau tahun-tahun sebelumnya ga terlalu baik sih.. #tatapanmenerawang.. #mengingatmasalalu #sambildipijitinsherinamunaf

Gw inget waktu pertama kali ke bandung buat kuliah. Itu waktu masih labil-labilnya tuh, dan kebetulan juga pas bulan puasa. Jadi kalo dipikir-pikir sekarang mah, kok gw dulu gampang banget ya kemakan rayuan temen? jadi ada temen gw namanya Ridwan, dia tuh sering ngajak gw nyumput-nyumput masuk warung nasi gitu deh. Gila kan, tapi gw seneng.. haha. Selain lagi boker terus digedor-gedor karena kelamaan, nyumput-nyumput masuk warung nasi pas bulan puasa merupakan salah satu pengalaman yang paling menegangkan dalam hidup gw, kebayang kan, lagi laper-lapernya di siang bolong, entah kenapa tenda buat nutupin warung nasi itu mendadak jadi indah, ya jadi gitu deh, gw jadi ga yakin kalo di bulan puasa tuh setan di belenggu, karena buktinya di bumi mereka berkeliaran, dan menggoda gw yang notabene anak baik-baik. Terus pernah juga pura-pura lupa makan es krim, terus pura-pura keselek, pura-pura sakit, pokoknya banyak deh strategi gw biar ga puasa. Astagfirullah yah..

Maka dari itu, dengan masih di kasih kesempatan untuk berpuasa lagi, gw akan berusaha untuk merubah sifat-sifat jelek itu. Karena gw juga sadar kok, umur semakin tua #eluselusjenggot. Tapi kayaknya gw baru dikit berbuat baik...

yah mudah-mudahan yah, alhamdulillah yah mas anang udah bahagia sama ashanty..

segitu dulu deh..
mumpung hari terakhir sebelum puasa, gw mau pacaran dulu, hihihihihihihihhi
nanti kita cerita lagi okee!

ciaow..!

Minggu, 17 April 2011

ketak ketik kata ku

behhhhhhhhhh... udah lama banget ga goblog  ngeblog..
bentar bentar, posting terakhir bulan maret... sekarang bulan april.. berarti genap 2 tahun gw ga nulis.... #gigitpaku
kenapa ya gw juga bingung, selama beberapa waktu kemaren gw seperti kehilangan hasrat untuk nulis..
ada yang bilang karena gw galau, tapi masuk akal ga sih ? masa gara gara galau aja bisa sampe males nulis gitu ? iya.

ga segitunya juga sih, ada faktor faktor laennya yang nyebabin (<--- bahasa baru) gw ga nulis.. apa ajakah itu :

1. Gw mahasiswa, mahasiswa itu adalah agent of change!! dan gw disibukkan dengan kata kata yang terbawa dipundak gw itu. Sebagai mahasiswa, memang sih kita itu harus melakukan suatu perubahan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, bahkan kalau bisa bagi negara. Dan gw udah melakukan itu, gw udah melakukan perubahan lhoo.. contohnya gw sekarang mandi 3 x sehari, dulu 4 x.. trus skrg makan 1,5 kali sehari.. dulu 3 x..
lalu jajan ga pernah sehari.. dulu 2 x... IYA EMANG.. emang malah berkurang, tapi itu perubahan kan ? yg penting namanya perubahan. ya uda, mau masalah turun atau naik itu sih diributin belakangan aja.

2. Gw lelaki, lelaki itu adalah pelindung bagi wanita !! trus apa hubungannya sama males nulis ? jelas hubungannya erat, kalo dalam ilmu statistika derajat keeratannya itu 4 yang berarti erat banget, kenapa ? karena perempuan diluaran sana banyak yang membutuhkan perhatian gw, otomatis sebagai lelaki tulen, hati gw tergerak dong untuk sekedar ngasih perhatian. ngucapin selamat pagi, nyuruh mandi, nyuruh solat, nyuruh ganti baju, nyuruh buka baju, nyuruh ke kosan #ehhh...
ya intinya gitu lah, jadi kalo keinginan hati tidak terpenuhi, maka hasil akhirnya adalah galau.

3. Gw sebagai teman, teman itu adalah teman !! teman teman dan teman, teman itu apa ? teman itu buat apa ? teman itu ngapain ? teman itu digunain buat apa ? itu semua pertanyaan2 yang harus gw jawab dalam menjalani peran gw sebagai teman, dan lumayan buat pusing. makanya cukup berpengaruh dari vakumnya gw nulis, hehe lebay sih.. tapi bodo amat lah, itu namanya kenyataan, bukankan kita harus menghadapi kenyataan ? kenyataan itu jangan dihindarin, tapi di senyumin aja.. mau kenyataan buruk yang dateng, senyumin aja.. Insya Allah bebannya akan berkurang setengah. contohnya kalo duit lu ilang, padahal lagi laper2nya tu perut.. senyum aja, trus ketawa tawa di depan rumah makan, pasti disangka orang gila, trus dapet nasi sama kuah deh, betul kan ? terus kalo lagi jalan, tiba tiba ada yang naek motor nyipratin aer ke baju lu, dan baju lu warna putih, eittt, jangan kesel dulu, gw bilangin senyum aja deh... gini, kalo misalnya dia cewe/cowo cakep (yang sopan) maka dia akan balik arah dan kemudian minta maap, trus kenalan, tukeran nomer hp, untung kan ? ahhhh betapa indahnya efek dari senyuman.. tapi kalo misalnya dia jelek, tetep senyum, tapi lu harus buru2 ngibrit, karena kalo dia balik arah pasti dengan sikap ga tau malunya dia bakal bilang, APA LO ? NGAPAIN LO LIAT2? see ? mendingan kabur kan ?

4.dan yang terakhir adalah karena gw anak kost, anak kost itu adalah penghuni kosan !!! jadi tugas gw adalah menghuni kosan selama waktu yang telah dibayar. jadi anak kos itu beban tau, siapa bilang enak..
kalo ada yang bilang ngekos itu enak, sini tunjukin ke gw, biar gw acak acak rambutnya. emang kenapa jadi anak kosan ga enak ? ya karena emang ga enak, enaknya jadi anak kosan itu cuma awal bulan doang, duit banyak, makanan banyak, aer galon penuh, pulsa banyak, bahagiaaaa banget kalo awal bulan itu. tapi keadaan semakin berkurang, masuk tanggal 10 aer galon tinggal setengah, makanan tinggal 1/4, duit tinggal goceng, pulsa tinggal gratisannya doang. ya kan ? bayangin aja kalo masuk tgl 20.. bahkan pengalaman gw, kalo masuk tanggal 20 keatas tuh duit bener2 tinggal 10 rebu, untuk sepuluh hari!!! bayangin tuh, 1000 sehari mau makan apa kk ? jadi jgn pernah nganggep ngekos itu enak deh, yang bener itu ga enakkkkkkk...
emang sih jauh dari orang tua, kitanya bebas mau kemana aja. but the fact is, no place like home, separah2nya keadaan rumah masih lebih baek daripada stress kelaparan dikosan ^^

ya udah segitu aja alesannya kenapa gw vakum selama 2 tahun ini. skrg keadaan sudah mulai membaik ko. duit yg tadinya sisa 10 ribu pas tanggal 20 sekarang nambah serebu jadi 11 ribu.
trus galon sisa 3/4, pokoknya membaik deh. bagi gw, ga tau bagi kalian. gimana ?

Sabtu, 26 Februari 2011

DILEMA-GEJEMANIA

Berkutat di depan layar selama berjam - jam,
demi mengerjakan PAJAK!
wadefak lah,
yang herannya tuh kenapa gw di takdirin untuk menghadapi ini semua ?
apa gw di takdirin jadi penerusnya gayus ?
whatever lah, ga penting lo yus, mati aja lu sana di penjara digigitin nyamuk.
seumur idup kutukan itu gw kirim ke lo!
haha
sekarang mending pulang, trus bobo.
daripada tambah malem tambah kemana2 ngeluyurnya ni otak,
jam segini aja udah ga jelas.
pengennya sih ngedonlotin satu album iron maiden, tapi apa daya tangan tak hangat.
dingin banget upinet T_T, dan saya ga bawa jaket.

selamat malam tempat parkir yang indah.

Sabtu, 05 Februari 2011

Merancang kenyataan

 








Bung !
Tak banyak kalimat yang mampu aku ketik

Untuk mengenang kemarin
bencana yang mengikis perasaan

dan untuk merancang kenyataan
dengan rasa iba yang merekah  semangat

Bung !
Kini semangat itu telah membongkah keras
Biarlah yang berlalu hanya menjelma renungan
Jangan Menyerah!
Itu bukanlah jawaban
Walau insan berjatuhan bagai rintik hujan
Perjuanganlah yang akan menjadi kejutan
Perihmu ku hargai
Lukamu ku obati
Aku dibelakangmu
Tetaplah tersenyum

@kosan 241210
Warteg udah pada tutup, laper.

On my way to be 'living', not just 'existing'

'I am waking up
It starts when all kinds of occurence came persistently
And I do explain it became an exactly meanings
Because the symptoms is not too much different with text book
They encourage me to get packing up, and get hurry
They also empowering me to start the pace
I don’t want to be left behind

So now I am walking
With faith as my provisions
I go trough the road that so many obstacle within
But I’m already far enough when some people call my name continuously
I’m already long time enough while some people keep a laugh at me
And already strong enough when other people always support me
My smile get expanded more and more than usually
Because I consider it as a gift that they give to me

I keep on walking
When circumstances always push me down, and even desiring to kill me
In every road that I passed away, the peoples  is not so fuckin kindly
Keep a staring at me, I cant explain it
Maybe they have pity on me, but their eyes is not look gloomys!
Maybe they hate me, but their eyes say that is nothing an anger!
Maybe they love me, but nothing even a love sight to me!
Or maybe just an empty look on
But i barely seen anything again

I stop walking
It happen not for all time
Just if I could careless when I ran unconsciously
When the road ahead is so easy looking
So then I stop, for a second just keeping a rest
And I need some time just to rise up
Oh, not a time exactly
but I need a spirit
yeah! For one time my spirit is missing, and the come again, and then missing again
I am this far away man!, I think I must use every spirit that I have
because I saw a lot of people while a journey behind
they have given up, although our goal is not too much different
they are choosing to go back
and then some people which far enough in front of me
some of them look taking a rest also
‘ just go back, dude! ‘, people around never stop a yelling
Argh! I close my ear!
fight against my heart, and I win
‘ I want to stop! And go back of course ‘. I shout it loud.
It is a very simple problem
But what will the people say ? especially for them that have a hope within me

So I am walking again
I need just a little bit more time
Because I saw the goal clearly
And the road is more better than before
The people is also look more kindly
More different if I compare with the beginning
‘  winner is do what looser never do ‘
Like a whisper, but I can heard what they say
And then they have smiling to me
 I used to called it as a ‘ don’t give up’ smile
Because the fact is, they are all same with me
They are a former
They have reached their own goal
And they have lived in their dream
So I increase my step, more and more
A little bit more time I guess
I will reach my goal too
I will live in my dream too
So I hope.

Perjalananku untuk 'hidup', bukan sekedar 'ada'

Aku terbangun
Ini berawal ketika serangkaian kejadian bertubi tubi datang
Aku menafsirkannya menjadi arti arti yang ku yakin tepat
Karena gejalanya tidak jauh berbeda dengan apa yang kubaca dalam buku
Mereka mendorong ku untuk berkemas, untuk bergegas
Dan memberikanku kekuatan untuk mengawali langkah
Aku tak ingin tertinggal

Kini aku sedang berjalan
bekalku hanyalah keyakinan
Menyusuri jalan jalan berbatu, berlubang, bahkan jalan yang putus
Namun sudah cukup jauh ketika sebagian orang terus memanggilku untuk berhenti
Sudah cukup lama sementara sebagian yang lain terus menertawakanku, dan
Sudah cukup hebat ketika sebagian yang lain terus mendukungku
Senyum pun mengembang lebih mekar dari biasanya
Sebab semua itu aku anggap sebagai banyak hadiah

Aku tetap berjalan
Ketika keadaan selalu memaksaku, menekanku, bahkan ingin membunuhku
Disetiap jalan yang kulalui, orang orang sekitar terlihat tidak ramah
Bahkan disetiap tikungan jalan tatapan mereka tidak pernah hilang
Menatap dengan tatapan yang sulit di artikan bahkan oleh siapapun
Mungkin iba, tapi itu bukan tatapan sayu!
Mungkin benci, tapi tidak ada tatapan nanar!
Mungkin cinta, tapi tidak terlihat sedikitpun binar!
Atau mungkin hanya tatapan kosong
Tapi itu pun hanya terlihat samar

Aku berhenti berjalan
Terkadang memang sedikit lalai ketika secara tak sadar aku berlari
Saat melihat jalan yang begitu mulus dihadapan mata
Kemudian barang sebentar aku berhenti untuk istirahat
Lelah, letih, penat, semuanya hadir
Dan keinginan untuk bangkit itu butuh waktu
Ah, butuh waktu terasa kurang tepat
Yang aku butuhkan adalah semangat
Ya! Karena semangat itu kadang hilang begitu saja, datang lagi, lalu hilang lagi
Tapi aku sudah sejauh ini, aku harus gunakan setiap semangat yang ada
Karena sudah banyak orang yang kutemui selama perjalanan dibelakang
Tujuan kita tidak jauh berbeda, namun mereka telah menyerah
Mereka memilih untuk kembali
Ada juga yang terlihat sudah jauh didepan
Sebagian dari mereka juga terlihat sedang beristirahat
‘Kembalilah anak muda!’ banyak orang yang berteriak demikian
Ah! Kututup telingaku dengan kedua tangan
akupun bertengkar dengan hati, aku yang menang
‘Aku ingin berhenti!, dan kembali tentunya’ jeritku.
Dan kembali itu sebenarnya merupakan perkara mudah
Hanya saja akan membawa malu !, terutama bagi yang menaruh harapan padaku

Jadi aku kembali berjalan
Aku tau aku sudah semakin dekat
Sudah terlihat sebenarnya bayangan bernama tujuan itu
Jalan pun sudah membaik, walau baru sedikit
Orang – orang disini pun terlihat lebih ramah
Jauh berbeda dengan awal perjalananku
‘ pemenang melakukan apa yang pecundang tidak lakukan ‘
Seperti bisikan, tapi terdengar dengan jelas
Kemudian mereka tersenyum
Dan yang ku tau itu adalah senyuman ‘ jangan menyerah ‘
Ternyata mereka sama sepertiku
Mereka adalah pendahuluku
Mereka sudah mencapai tujuannya masing masing
Mereka  sudah hidup dalam impiannya
Maka aku pun mempercepat langkah
Tidak dalam waktu yang lama aku rasa
Aku pun akan mencapai tujuanku
Aku pun akan hidup dalam impianku
Semoga.

Rubi perkasa @tempatbimbel
050211

Kopi hangat, pisang goreng, selamat pagi!

Jumat, 04 Februari 2011

Valentine = Teman 'satu'

Valentine hampir tiba, beneran nih ?
Trus sikap kita ngadepinnya harus bahagia atau sedih ? senyum atau manyun ?
Yang pasti apapun yang terjadi kita harus bahagia dan tersenyum dong. Ya ga ?

Tapi kan ga punya pacar ? atau baru putus dari pacar ? jadi pasti lagi galau banget kalo harus ngadepin valentine sendirian. Gmn dong ?

Ah, jangan mikir terlalu jauh kesitu deh, lu  ga sendirian kok sob, banyak diluar sana termasuk gw yang pastinya berstatus jomblo, buktinya gw atau mereka nyantai aja kok, nggak tiba tiba langsung bunuh diri atau gimana kan? emangnya kita hidup rutinitasnya Cuma sebatas pacar – sekolah – rumah aja gitu? Tentu kita masih punya banyak sekali hal atau kegiatan yang setidaknya bisa membuat kita melupakan semua kesedihan dan kepahitan hahahahaha. Tapi ini beneran lho, kita masih punya teman, entah itu teman akrab atau semi-akrab atau baru kenal. Dalam setiap jenjang pendidikan, baik SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi, kita selalu mempunyai yang namanya teman sepermainan,kemana mana pasti selalu itu - itu saja orangnya, ke kantin, WC, kelas, pulang, dll. Namun ini hanya berlaku per jenjang pendidikan saja, biasanya teman se-geng di SD akan berbeda dengan SMP, dst. Pergantian teman ini karena kita ikut menyesuaikan dengan perubahan baik fisik maupun keadaan sekitar yang cukup mempengaruhi kita untuk berbeda, lebih lebih untuk kaum perempuan. Bahkan ada yang saking excitednya punya teman sepermainan, dan pada saat bersamaan sedang booming2nya tindak anarkis semacam perploncoan kakak tingkat terhadap adek tingkatnya, maka banyak yang menamai perkumpulan mereka dengan nama nama sesuai dengan karakteristik, biasanya sih ini berlaku di kalangan hawa, contohnya geng ‘emak emak ranger’, punya karakteristik anggota yang kebanyakan jomblo, mereka laku sih, tapi kebanyakan berakhir kurang enak, dan mereka kuat, jadi diibaratkan kayak power ranger yang selalu sedia membela kebenaran. Ada juga yang lain, geng ‘trio macan’, karakteristik anggotanya punya wajah kayak macan. Lalu geng ‘lawas’, yang karakteristik anggotanya senang lagu2 lawas, dan sebagainya, bisa lebih aneh, brutal, tapi bisa juga lebih ga jelas apa maksud dan tujuannya.
Tapi tunggu dulu, tidak semua teman yang kita kenal dan ada serta merta bisa masuk dalam kelompok sepermainan ini ( baca : geng ), karena biasanya hanya teman yang serba ‘satu’ lah yang bisa masuk, satu visi, satu jalanpikiran, satu kasurtidur, satu piringberdua, pokoknya yang nyambung gitu deh, bisa cowo bisa juga cewe, bebas, selama serba satu tadi tetap ada. Kalian juga pasti begitu kan ? karena gw begitu hehe. Sedangkan teman lainnya yang tidak ‘satu’ hanya sebatas teman bertemu saja, bertemu disekolah atau kampus, saling menyapa, pulang, lalu tidak ada hubungan yang lain lagi, beda dengan teman ‘satu’ tadi, pasti diluar sekolah mereka mengatur pertemuan yang bisa untuk belajar atau sekedar bermain, karaoke, nonton bioskop, dll.
 Jadi hematnya teman ‘satu’ merupakan salah satu hal penting yang kita butuhkan dalam menjalani hidup yang fana ini, dan tentunya teman ‘satu’ bisa lebih banyak berguna daripada pacar, betul ya ? ini bukan berarti pacar kita kesampingkan lhoo. Disini gw tidak banyak membicarakan pacar, karena temanya disini adalah teman, dan disini juga penilaiannya bersifat objektif, sama sekali tidak subjektif. jadi kalo yang membaca ini merasa tersinggung atau bagaimana, silahkan minta maaf kepada gw. Maka dengan senang hati gw akan mengatakan ‘talk to my feet!’, hehe  no offense ya. Oke deh yuk kita balik lagi, teman teman dan teman.
Teman ‘satu’ pasti akan selalu ada disaat apapun keadaan hati kita. Ketika kita sedang bersedih, kesengat tawon misalnya, pasti teman ‘satu’ ada, walau hanya sekedar ngetawain. Bisa juga pas kita lagi ga ada uang, tentu teman ‘satu’ yang kita datangi, dengan wajahsupertebal kita ( sambil bawa golok ), maka dengan mudah uang pun cair. Atau ketika lagi jalan berdua tengah malam, kebetulan ada rampok, kita bisa menawarkan teman ‘satu’ kita sebagai jaminan, dan kita pun bisa kabur dengan santai. oh begitu berartinya dirimu teman, ck ck ck.
Disisi lain Teman ‘satu’ juga selalu ada saat kita bahagia. Ketika Kita berulang tahun, teman ‘satu’ pasti tidak pernah absen, minta ditraktir, nabokin kita, ato mungkin cuma ngasih ucapan selamat, tapi itu cukup untuk membuat kita senang. Karena kita tahu, dibalik semua kelakuan mereka itu tersimpan kasih sayang yang ala mereka banget, dan ikhlas ditunjukkannya pada kita, jadi terima aja walau menyakitkan haha.
Lalu karena intensitas pertemuan yang cukup banyak, kalau anak SD sampai SMA saja mereka 6 hari dalam 1 minggu sudah dipastikan bertemu. Lalu anak kuliahan setidaknya 4 hari dalam seminggu pasti bertemu. Jadi itu membangun sebuah chemistry yang tanpa kita sadari telah terjalin dengan kuat. Kalau ada bahan curhat, masalah atau sekedar untuk bergosip,  pasti teman ‘satu’ termasuk dalam daftar atas yang kita cari. Kita utarakan semua masalah yang ada tanpa ragu bahkan sampai ke hal sensitive sekalipun, karena kita percaya kepada dia, walau teman ‘satu’ kita sampai telinganya keluar darah karena saking lamanya kita cerita, tapi dengan setia teman ‘satu’  pasti mendengarkan. Bila ada, sebisa dia akan memberikan pendapatnya kepada kita, dan bila tidak ada, mungkin dia cuma bisa menggumam, ‘ehem’, ‘uhuk’ atau ‘hatcim’, bisa juga ‘ngok’, tergantung situasi yang ada. Ataupun Cuma sekedar membicarakan gosip yang ga penting, ngobrolin masakan baru, berbahahah hihihi bareng, semua itu pasti kita lakukan dengan teman ‘satu’.
Bila mereka tidak ada, insting kepedulian akan kita langsung tergerak dan menanyakan baik lewat sms ato social network. Apa dia sakit, atau dia tiba tiba pengen mengakhiri hidupnya dengan ga makan selama 10 jam, apapun itu pasti kita ingin tahu kabar teman ‘satu’ kita ini. Ibaratnya sehari saja mereka tidak ada pasti terasa kurang, bagai sayur tanpa garam, bagai nasi tanpa lauk, bagai udang dibalik batu ( lho ? ). Begitupun sebaliknya, kalau kita yang tidak ada, mereka pun akan merasakan hal serupa, dan melakukan hal serupa pula dengan kita, mungkin hanya bumbunya saja yang berbeda.
Jadi kesimpulannya, kapan harga cabe bisa turun?, masih takut melewati valentine sendiri ini tanpa pacar ? ABSOLUTELY NO! WE ARE SO DARE ! oke bagus bisa semangat.
Ga usah deh kita mikirin yang sedih sedih, nanti cepet tua, nanti berat jodoh, nanti keluar air mata ( ya iyalah ). Mending heppy heppy aja lagee, kayak kehidupan anak 4l4y, heppy geelaa terus gethoo.
Hmm,. gw kasih satu tips deh buat kalian para galauers ( ini termasuk gw juga kok, bedanya gw lebih bahagia ),

‘ jangan jadikan pacarmu itu sebagai pusat hidupmu, sekali kamu melakukannya, tamatlah riwayatmu ‘

Artinya, pacar itu bukan segalanya bagi kita, setuju ? bagus. Ga setuju ? GW BACOK LO!
dan bagi gw cewe yang statusnya pacar itu hanya sekedar penyemangat, dia enak tentu gw lebih enak. Ini dalam artian karena gw hidup sendiri, jadi butuh lebih lah dalam masalah perhatian, hehe. Tapi bukan berarti gw kurang kasih gwng dari keluarga lho ya jangan salah ngartiin. Sukur sukur kalo emang hubungan pacarnya bisa terus lanjut sampe tempat tujuan, kalo ga bisa ? ya cari lagi aja yang laen hahahahahah. Kalaupun ga mau, toh masih banyak kok hal diluar sana yang siap untuk bikin kita heppy, got it ?
Ngomong2 soal jodoh, gw pernah denger di salah satu acara, pembicaranya tuh ngasih satu doa yang bagus banget, gini nih kurang lebih.
 ‘ Ya Allah, dimanapun jodoh hamba berada, lindungilah dia selalu dalam Kasih Gwng-Mu, berikanlah dia keselamatan, keberkahan, sampai waktunya nanti kita dipertemukan’
 Manteb kan, menurut gw sih manteb. So…
Lu punya gebetan ?
Good, belilah sesuatu yang romantis, jadikan valentine ini momen yang penting dengan si Dia.
Lu punya pacar ?
Bagus, segeralah pergi ke toko cokelat atau souvenir terdekat. Lewatilah valentine dengan bahagia.
Ga punya pacar ? 
Kasian deh lo haha, tapi ga usah pusing atau galau atau stress atau frustasi mikirin valentine deh. santai aja lagi, dunia belum berakhir kok nyed. haha

 peace, love, and galau
@kosan 030211
 Ngantuk tapi belom solat isya L