Rabu, 05 Oktober 2011

Akhir Cerita di Taman Kanak Kanak


Ini hari terakhir..

Pria paruh baya itu berdiri di sampir pagar Taman Kanak-Kanak. Dia diam, matanya hanya menatap anak-anak yang bermain dengan riang di dalam sana. Dia hafal nama-nama mereka semua, karena murid-murid TK itu hanya sedikit.

Yang bermain jungkat-jungkit itu Farid, anak seorang pengusaha angkot asal Medan. Farid terlihat cukup riang hari ini. Dengan rambut yang masih basah, atau mungkin basah karena keringat, sesekali tampak di dahinya sebuah tonjolan yang cukup aneh, sepertinya bawaan lahir, tapi entahlah.. Farid mengenakan baju kuning matahari, celana jeans warna hitam dan sepatu warna putih. Farid anak yang ramah, seperti orangtuanya, pantas saja kalau banyak yang menyukainya.

sepertinya...

Lalu di depan Farid, perempuan kecil itu mengenakan baju pink, dan rok renda-renda yang juga berwarna pink. Dia terlihat lucu dengan pita yang terikat di ujung kepang rambutnya yang pirang. Namanya Michelle, dari namanya, jelas terlihat bahwa kedua orangtuanya bukan penduduk indonesia. Pria itu menyukai aksen kentalnya, salah satu yang paling disukainya adalah ketika Michelle mengucapkan 'terima kasih' dengan mengejanya. Ya, dia berasal dari kanada, orang tuanya tinggal di komplek mewah belakang TK ini. Mereka ditugaskan untuk menjadi duta di indonesia.

Lalu anak yang berbaju merah, dengan gambar ultraman di bagian punggungnya, asik bermain perosotan sendiri. Dia Riski, tak banyak yang pria itu tahu tentang Riski. Pria itu hanya tahu bahwa Riski tinggal tak jauh dari sini. Orangtuanya adalah pengusaha kain yang cukup terkenal di Glodok. Sayang Farid anaknya pemalu, setiap bertemu dengan pria itu, dia selalu menundukkan mukanya.

Yang berbaju biru kotak-kotak, dengan rok berwarna kuning, terlihat kontras dengan perilakunya yang (menurut pria itu) jahat. Namanya Rini. Rini sering membuat teman-temannya menangis dengan cara yang agak aneh. Sepertinya bisa dimaklumi, karena ayahnya adalah pengangguran, hampir setiap hari pria itu melihat ayah Rini melintas sambil mabuk, menghabiskan uang untuk berjudi, hasil jerih payah istrinya yang hanya buruh cuci.

mungkinkah dia..?

Siapa lagi ya.. Oh ya! Itu Dea.. Perempuan mungil itu rupanya baru keluar dari dalam kelas, baju putihnya bercorak polkadot seperti biasa, dipermanis oleh bando putih corak bintang-bintang. Kali ini dia mengenakan sepatu pink mengkilat, sepertinya baru. Dia terlihat murung, seperti hari-hari kemarin. Pria itu tahu, dia sering melewati rumahnya sepulang jalan-jalan sore, dan mendengar pertengkaran antara orang tuanya. Cukup dahsyat, beling-beling yang pecah menjelaskan semuanya.

Akhirnya Pria itu melihat ke arah ayunan, seorang anak harusnya sekarang ada di sana. Namanya Yogi Permana. Yogi mengenakan baju merah hati, dengan gambar momotaro, dan celana pendek hitam yang mulai luntur. Pria itu masih ingat dengan jelas, tepat satu tahun lalu, Yogi bermain di ayunan itu. Ayunan memang permainan favoritnya, dia selalu antusias tiap kali bertemu ayunan, entah kenapa. Itulah kenapa bila setiap istirahat, Yogi tak pernah absen bermain ayunan, walau hanya berayun sendiri, Yogi selalu senang, terlebih saat ayunan bertambah kencang, Yogi tertawa dengan lepas sekali.

Ketika bel berdering pun, Yogi lah anak yang pertama masuk kelas, dia berlari dengan cepatnya, dan tak pernah lupa menyalim gurunya dengan khidmat. Ah! guru-guru begitu menyayangi Yogi..

Sudah tiga bulan pria itu mengamati...
                                                     
Bel pun berdering, pria itu pun menyudahi pengamatannya. Berlalu dengan wajah yang hampir tanpa ekspresi, dia merogoh saku, mengeluarkan ponsel, dan mulai menghubungi seseorang..

'Lapor tuan, kali ini saya benar-benar yakin, benda yang kita cari ada dalam tubuh anak yang bernama Farid...'

Pria itu diam sebentar, dia teringat planetnya.Dan benda inilah yang dipercaya bisa mengembalikan planetnya.. 'Mohon instruksi selanjutnya..' Katanya sebelum menghilang..

                                                                   -----

#15harimenulisdiblog

2 komentar: