Sabtu, 25 Desember 2010

Kau

“ Kau … “
Membuat malam tersenyum
Angin pun berhembus manja
Mendadak sunyi semakin sunyi
Suaraku ikut terdiam menikmati
Membuat mata enggan terpejam lelap

“ Kau … “
Ku ambil pena dan secarik kertas
Ingin segera kusyairkan indahnya
indah rindu ini
indah rasa ini
indah asa ini

“ Kau … “
Hanya itu yang mampu ku goreskan
Sebab rasa ini terlalu indah
Dan Kau mewakili semuanya

@di kosan yang sepi, ditinggal teman teman mudik :p

Kalah Terhormat

Indonesia menunjukkan kualitasnya sebagai tim yang amat patut diperhitungkan setelah memenangkan pertandingan melawan dengan skor 2-1 melawan Malaysia, pada final Piala AFF leg ke 2 yang dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno.Namun dikarenakan kalah dengan skor 3-0 pada Final Leg ke 1, Malaysia-lah yang keluar menjadi juara karena menang dengan agregat 4-2.
Indonesia memang kalah, tapi kalah dengan terhormat. Semangat yang menggebu dari pemain Timnas, diperlihatkan dengan perjuangan yang tanpa henti dan serangan yang bertubi- tubi sampai menit terakhir pertandingan. Walaupun kita sempat kecolongan gol terlebih dahulu, tapi semua itu dibalas kemudian oleh para pemain Timnas kita seperti tidak mau mengecewakan pada suporter yang hadir memenuhi Stadion Gelora Bung Karno. Semangat ini juga bukan hanya dirasakan oleh para pemain dan officialnya saja, tapi seluruh rakyat Indonesia pun merasakannya, dan kita juga telah menunjukkan apa yang disebut fair play. Dimana seperti yang kita ketahui, ke tidak-fairplay-an ini ditunjukkan oleh para supporter Malaysia dengan menembakkan sinar laser ke arah pemain indonesia khususnya kiper Timnas, Markus Harris Maulana. Tapi itu tidak dilakukan oleh para supporter kita dan Timnas pun membayar dukungan masyarakat dengan memberikan kemenangan.
Kalah bukan berarti berhenti berjuang, masih banyak harapan - harapan di masa mendatang yang harus kita raih. Permasalahan yang cukup banyak mewarnai sejak awal bergulirnya Piala AFF ini, dari mulai gugatan Lambang Garuda di baju Timnas, dugaan manuver politik, sampai kekisruhan dalam penjualan tiket, harus kita jadikan pengalaman berharga, dan jangan sampai terulang lagi di masa mendatang. Lebih baik kita mengintrospeksi diri sendiri. Biarlah mereka - mereka yang mempunyai niat lain dibelakang semua ini tertawa, melihat kita mengkritik, mencaci. Tapi semua kritikan dan cacian itu sebenarnya memiliki tujuan yang baik, yaitu agar semua sistem yang ada bisa berjalan dengan baik, dan Garuda kita pun bisa benar benar mengepakkan sayapnya di udara tanpa ada hambatan apapun.
Bravo Timnas









Kamis, 23 Desember 2010

senyum dong!

senyum ? anda bisa senyum atau tidak ?
bukankah senyum adalah hal yang cukup mudah dilakukan ?
tapi mengapa mimik wajah anda sangat tidak bersahabat sekali ..
kurang lebih itulah kata kata hati saya tadi siang, saat menghadapi karyawan/dosen yang bertugas di BAAK, yang sama sekali tidak menunjukkan sedikitpun senyuman dari bibirnya, saat itu saya berniat untuk mengambil sertifikat training jurnalistik yang saya ikuti pada tanggal 10 Desember 2010, di UPI Centre. Saya datang ke sana dengan niat yang baik, lalu datang menemui salah satu karyawannya,  dan bertanya sambil tersenyum.

" permisi ibu, kalau mau mengambil sertifikat training jurnalistik sebelah mana ya ", tanya saya.
" sebelah sana ". jawabnya dengan singkat.
" terima kasih ya bu ", balas saya.

lalu saya masuk ke ruangan yang ditunjukkan oleh ibu tadi, dan menghadap salah satu karyawannya lagi, kali ini bapak bapak, saya bertanya lagi,

" pak, kalau mau ngambil sertifikat training jurnalistik benar disini ? ", tanya saya.

oke, percakapan selanjutnya hanya sekedar basa basi saja, yang intinya saya disuruh menghadap lagi setelah dzuhur, tetap tidak ada senyum yang saya lihat.

kenapa sih untuk tersenyum saja banyak orang yang enggan melakukannya, atau mungkin bila tidak ingin disebut enggan, tersenyum hanya untuk orang orang tertentu saja, yang mereka kenal misalnya, atau bagi orang orang yang ada sesuatu dengan mereka. dan tentu saja saya yang bukan siapa siapanya pegawai tadi sama sekali tidak diberikan senyuman, bukan bermaksud suud'zon, tapi menurut saya itulah dampak yang wajar kita rasakan.
Apa karena anda merasa lelah, kemudian saya datang hampir pada waktu istirahat datang, jadi anda merasa malah meladeni saya ?
tapi yang saya lihat anda hanya duduk sambil membaca koran, tidak terlihat keadaan orang yang memang sedang kelelahan.
atau karena status anda sebagai atasan yang ingin mendapatkan rasa hormat dari kami para mahasiswa ?
lalu karena status tadi maka anda menunjukan sikap tidak bersahabat ?
disini saya tidak menujukan tulisan ini buat semua dosen atau karyawan, tapi hanya untuk orang orang yang memang sudah saya temui dan ternyata bermuka datar ( tidak mau tersenyum maksudnya ).
dan disini saya juga hanya bermaksud mengkritik, walau dengan bahasa yang tidak baik tapi setidaknya apa yang ada dalam hati saya bisa tercurahkan.
bukankah senyum itu adalah ibadah ?
tentu kita semua tahu itu, lalu kenapa masih saja ada orang orang yang enggan untuk sekedar tersenyum kepada setiap orang yang ditemuinya. Saya berani menjaminnya dengan apa saja, bahwa tersenyum tidak akan memberikan dampak negatif apapun.
tolonglah bu, pak, senyum sedikit kenapa ..
bapak itu ganteng, ibu itu cantik, tapi kalo mimik wajahnya begitu, melihatnya saja tidak enak.
kita yang tadinya berniat bertemu dengan perasaan senang, gembira, sekejap berubah moodnya menjadi sebal
dan itu fakta, kita semua pernah merasakannya.

senyum itu membawa banyak sekali manfaat, bagi orang yang kita berikan senyuman, bagi kita yang diberi senyuman, dan bagi semua orang di dunia ini.
pada suatu training yang saya ikuti, seorang pemateri mengatakan bila kita menghadapi suatu masalah, hadapilah dengan senyuman, maka masalah itu akan berkurang 50%, dan bila kita menghadapinya dengan perasaan yang tidak keruan, maka masalah itu akan bertambah 50%.
jadi mau pilih yang mana? 
mari tersenyum :)

Minggu, 12 Desember 2010

menulis ?

saya ingin menulis..
saya ingin jadi penulis..
walau saya sangat belum memiliki kompeten apapun dalam menulis..
sebab di salah satu training jurnalistik yang saya ikuti pernah memberi tips sederhana agar kita bisa menulis, yaitu:
1. bisa menulis 
2. punya motivasi yang kuat
ya, hanya itu saja sebenarnya syarat agar kita bisa menulis. Sebenarnya dengan membuat posting ini pun saya sudah bisa di kategorikan membuat suatu tulisan, tapi yang perlu di garisbawahi disini adalah, apakah tulisan saya bermanfaat ? apakah tulisan saya dibaca dan memiliki pengaruh terhadap pembacanya ?
Parameter sukses atau tidaknya suatu tulisan adalah ketika tulisan yang kita buat itu memuat konten yang apapun isinya, bisa bermanfaat bagi pembacanya, tentu dengan syarat kita memiliki kompetensi yang layak sesuai dengan tema tulisan kita. Karena apabila hanya sekedar menulis saja tanpa tahu apa sebenarnya main goal dari tulisan kita, semuanya akan berakhir sia sia. Kita harus mengetahui dengan jelas tujuan dari tulisan kita itu ditujukan buat kalangan apa. Dengan mengetahuinya membuat kita bisa menentukan jenis bahasa yang kita gunakan. Contohnya, apabila tujuan tulisan kita itu untuk kalangan petani, tidak mungkin kita menggunakan bahasa - bahasa yang ilmiah, maka bahasa sederhanalah yang harus kita gunakan agar kaum petani tadi bisa mengerti apa maksud dari tulisan kita tersebut.
1. Bisa menulis
Kita di ajarkan menulis sejak kecil pastinya, dan dikembangkan pada saat kita bersekolah, dari mulai SD sampai kita kuliah, tentu syarat yang pertama ini tidak begitu menjadi masalah lagi bagi kebanyakan kita.
tentu menulis disini dengan artian telah menguasai pula tata bahasanya, penggunaan tanda baca dsb. Agar tulisan yang kita buat tidak sekedar bagus isinya saja, tapi juga dari segi peredaksiannya pun bagus.
2. Motivasi yang kuat
Inilah menurut saya syarat membuat tulisan yang harus menjadi fokus utama kita.
apa sih makna motivasi itu sendiri ?
mudah bukan, yaitu sesuatu dari semua aspek yang bisa mendorong kita secara kuat untuk melakukan semua yang kita inginkan.
bila dilihat dari segi makna mungkin mudah, tapi bagaimana bila kita melihat motivasi dari segi penerapannya ?
jawabannya bisa mudah bisa sulit ?
mengapa saya berkata demikian, karena sebenarnya motivasi itu sangatlah banyak di sekeliling kita, hanya saja mungkin dari diri kita sendirilah yang tidak menyadarinya.
banyak diluar sana kisah - kisah sukses orang - orang besar yang pasti salah satunya pernah kita ketahui, itu bisa menjadi salah satu motivasi, kalau mereka bisa kenapa kita nggak gitu loh ? tentu berkata seperti itu saja mudah, tapi harus mulai dari mana ? lalu bagaimana kita bisa mengetahui potensi dalam diri kita agar kita pun bisa menemukan motivasi yang sesuai ? inilah pertanyaan yang menurut saya harus dijawab dulu sebelum kita memulai untuk melakukan sesuatu, begitu juga dalam menulis.


Senin, 13 September 2010

sukses

kesuksesan adalah suatu pencapaian.
slogan salah satu iklan rokok ini memang mempunyai arti yang dalam,
disini timbul satu pertanyaan,
sukses yang bagaimana sih ?
memang kadar sukses tiap tiap orang berbeda, ada yang menganggap sukses itu diukur dengan materi yang banyak. Ada juga yang menganggap sukses itu apabila dia merasa nyaman dengan apa yang dilakukannya dan berhasil.
namun perlu dikaji lagi lebih dalam tentang esensi sebenarnya dari sukses itu sendiri.
menurut pengertian saya pribadi sukses itu adalah tercapainya target atau keinginan yang kita miliki secara benar. mengapa saya bilang benar, karena mungkin kita pun tahu bahwa banyak orang yang mencapai sukses dengan cara cara yang tidak benar (ilegal).
maka benar lah apa kata slogan salah satu iklan rokok tadi, sukses adalah tentang pencapaian. tidak peduli apakah target kita itu kecil ataupun besar, dengan mencapainya itu bisa dibilang kita sudah sukses.
masalahnya disini adalah masih ada orang yang belum mengerti esensi dari sukses itu sendiri, paradigma mereka masih terpaku pada materi yang memang merupakan salah satu kadar kesuksesan.
paradigma turunan dari para orang tua mereka yang notabene hidup di zaman yang mengharuskan kepemilikan materi, karena disamping keturunan mereka yang banyak, pada saat itu pun tengah maraknya krisis moneter.
seiring dengan perkembangan zaman, sukses mengalami pergeseran makna. dari yang sebenarnya sangat sederhana, kini menjadi semakin kompleks.
yah, sekarang hanya bisa kembali kepada diri masing masing, bagaimana caranya kita menanggapi sukses itu.
yang bisa saya katakan adalah jangan sampai terlena dengan kesuksesan, karena hanya akan merubah fitrah kita sebagai manusia.

keinginan

keinginan,
untuk merasa sempurna
tidak dalam arti yang sesungguhnya,
tapi dalam artiku sendiri,
bukan sempurnanya dalam memiliki semua secara keseluruhan,
bukan sempurnanya yang tidak memiliki cacat,
tapi sempurnanya aku dalam mencapai keinginan,
yang berguna secara benar,
secara tepat,
dan terarah.

Minggu, 12 September 2010

untitled

aku,
ingin merasakan sesuatu yang jadi kenyataan,
bukan hanya sekadar dalam kepala,
atau melihat orang lain mempunyainya, lalu merasa iri.
semua itu tidak ada gunanya,

aku,
sesuatu itu bernama kesuksesan,
bukan sukses yang hanya di ukur dengan materi,
tapi sukses dalam segala hal,
bukan atas dasar keinginan untuk merasa hebat,
tapi  hanya sekedar mewujudkan mimpi.

aku,
mimpiku sangatlah tinggi,
semua potensi yang kumiliki bisa mewujudkannya,
kini yang kucari hanyalah niat,
niat yang kuat,
tekad yang tidak pernah padam,
tidak datang sesaat, lalu pergi lagi.

aku,
mimpiku adalah sama,
tidak ada bedanya dengan mimpi kebanyakan orang.
yang membedai hanyalah cara untuk mewujudkannya..
:)

Sabtu, 11 September 2010

perubahan

ga kerasa udah satu taun kuliah,
semuanya udah gw lewatin gitu aja, kerasanya sama sekali kurang berkesan.
mungkin karena gw ngejalaninnya setengah2, ditambah hasrat pengen terus maen tuh masi kuat banget.
hasilnya apa ?
hampir ga ada,
banyak mata kuliah yang gw ga ngerti, jadi setaun ini bener2 bisa dibilang kebuang percuma. Waktu, uang, tenaga. semua kebuang gitu aja.
tapi sekarang gw udah mulai sadar, gw mesti bener2 mikir kedepan.
karena selain jenuh juga gini2 aja, gw juga mikir sebenernya mau jadi apa sih gw ini nanti.
kuliah ngambil jurusan akuntansi, yang notabene di SMA nya gw ngambil jurusan IPA.
ga nyambung kan ?
tapi dorongan ngambil akuntansi itu dateng dari sodara, banyak dari mereka yang kuliah jurusan akuntansi, dan sekarang mereka bisa sukses.
setelah konsultasi sana sini, dapet wejangan sana sini jg.
gw bisa mikir sekarang, gw harus berubah.
ga bisa lagi buat maen2, karena tarohannya bener2 masa depan.
gw ga mau buat keluarga kecewa, terutama kakak2 yang udah ngedukung gw banget selama ini, gw ga mau buat semua pengorbanan mereka sia sia.
walau udah setaun kebuang percuma, tapi gw yakin masih banyak kesempatan buat ngerubah diri.
mumpung masih awal awal, jadi semua belum terlambat.
gw pengen jadi orang sukses, ga cuma jadi orang biasa aja yang ga di anggep sama masyarakat, ga cuma bisa jadi sampah masyarakat, karena gw punya banyak cita cita.
dengan keadaan yang cukup kurang gw yakin gw bisa ngelewatin ini semua,
cuma butuh niat aja, niat yang kuat.
bismillah.

Rabu, 25 Agustus 2010

Square root-three

sampe sekarang gw belom nemuin arti yang bener bener pas dari puisi kumar ini,
dimana puisi yang di bacaain pas scene-scene terakhir dari film harold and kumar - escape from guantanamo bay ini merupakan favorite gua, walaupun ga begitu ngerti maknanya..
udah nyoba google translate tapi ternyata sangat tidak membantu..
kalo ada yang bisa ngertiin mohon bantuannya heheheh :P

I’m sure that I will always be,
A lonely number like root three...
The three is all that’s good and right,
Why must my three keep out of sight...
Beneath the vicious square root sign,
I wish instead I were a nine...
For nine could thwart this evil trick,
with just some quick arithmetic...
I know I’ll never see the sun, as 1.7321
Such is my reality, a sad irrationality...
When hark! What is this I see,
Another square root of a three...
As quietly co-waltzing by,
Together now we multiply...
To form a number we prefer,
Rejoicing as an integer...
We break free from our mortal bonds...
With the wave of magic wands...
Our square root signs become unglued...
Your love for me has been renewed...