Aku selalu
menyunggingkan sebuah senyum saat memikirkan bagaimana cara semesta
berkonspirasi untuk membuat kita bertemu.
Kita, pada
awalnya adalah aku dan kamu yang menjalani hidupnya sendiri-sendiri, menjalani
waktu-waktu yang kadang bersilangan namun saling memalingkan diri.
Kita, yang dulu
pernah sesekali terlibat percakapan-percakapan dalam sebuah lingkar senyuman.
Dan kita, yang sering dipertemukan pada persimpangan jalan hanya untuk pura-pura
diam.
Siapalah
aku?
Aku pada waktu itu hanyalah setengah dari pria tanggung yang belum punya tanggung
jawab terhadap segala gerak-gerikmu. Dan aku sama sekali tidak berhak untuk
sekadar memprotes senyuman-senyuman kamu yang memang mengganggu.
Seminggu
setelah bertemu kamu mampu untuk membuat isi kepalaku tidak beraturan.
Aku adalah orang yang gemar berpikir, berpikir tentang apa saja yang mampu aku pikirkan.
Dan aku terus berpikir yang macam-macam tentang kamu.
Aku berpikir
tentang rona merah di wajah yang penuh oleh pipi.
Aku berpikir tentang hidung yang pesek-pesek
jambu. Dan seingatku, aku pernah sangat berharap untuk bisa mengetahui apa yang
ada di dalam pikiran kamu.
Percayakah
kamu, saat aku berkata bahwa tidak ada kejadian yang kebetulan?
Yang kutahu, pada waktu itu semesta sedang mengatur
rencana untuk kita. Baterai handphone yang hampir habis, kemacetan, panas, dua
gelas teh poci, dan segala yang muncul pada waktu itu kuyakini sebagai rencana semesta.
Aku berpikir,
apa yang akan terjadi bila saja kita tidak memutuskan untuk bertemu pada saat
itu. Atau bila kita pergi bukan melewati jalan yang sama, bila kita tidak
berhenti untuk berteduh dari panas, untuk berkompromi dengan kemacetan, atau untuk
apapun sesuai keinginan semesta.
Aku
berpikir, apa yang akan terjadi bila kita tidak memutuskan untuk pergi menonton
sebuah film picisan yang tak pernah kuingat sampai sekarang. Lalu apa yang akan
terjadi bila waktu itu bukan hari rabu, bukan jam 3 sore, bukan sepulang aku
kuliah.
Semua tidak
akan sama.
Ya, semua tidak akan sama bila aku menjemputmu bukan di pinggir jalan. Aku ingat, di depan
tukang tambal ban, di atas trotoar rusak yang berjejer-jejer, kamu berdiri
sambil menjinjing tas biru tua favoritmu. Kamu mengenakan baju putih
garis-garis hijau, celana jeans biru, dan tak lupa kalung cokelat bermotif hati
yang sangat membantu untuk mengalihkan pandangan dari perutmu yang sedikit
tembem. Semua tidak akan sama bila salah satu dari semua itu tak sesuai dengan rencana semesta.
Aku ingat, setelah
sedikit sapa dan senyuman, kamu menaiki motor dan kita bergegas menuju bioskop yang
tak jauh dari sana. Pada saat itu kita adalah dua orang yang sibuk pada satu hal
yang sama. Aku sibuk memasuki pikiranmu, dan kamu sibuk menutupnya.
Aku ingat, dengan
kecepatan yang sepelan mungkin aku berusaha untuk berbicara, namun ternyata klakson
mobil yang lelah lebih berani untuk mengeluarkan suara.
Kita sampai di bioskop, lalu memilih film yang akan ditonton dengan
ragu-ragu, menontonnya sebagai dua orang yang pura-pura lugu, lalu
mengakhirinya dengan ambigu. Semua terjadi bukan karena kita tidak mengerti apa
isi dari yang kita tonton pada waktu itu, tapi lebih kepada perasaan yang hadir
dan tak menentu.
Aku masih
ingat semuanya dengan jelas, sekitar pukul delapan malam kita pulang menyusuri jalan-jalan
sambil mencari tempat cemilan yang asik, dan akhirnya berhenti di sebuah warung
pecel lele. Di pojok warung kita duduk berhadapan sambil terdiam. Aku ingat,
sambil menunggu pesanan kita hanya sibuk memperhatikan orang-orang yang ada di
sana. Lalu kucoba untuk mencairkan suasana dengan memberimu sebuah pertanyaan
tentang apa kesibukanmu sehari-hari, dan selanjutnya semua mengalir begitu
saja.
Kamu.
Andai kamu bisa
merasakan bagaimana degup jantungku waktu itu.
Andai kamu
tahu susahnya menahan diri untuk tidak memelukmu.
Andai kamu
tahu, betapa kesalnya aku pada waktu yang enggan menunggu.
Dan andai
kamu tahu, pada waktu itu, kamulah satu-satunya alasan mengapa semesta membuat
lidahku kelu untuk sekadar mengucap aku suka kamu.
Jatuh cinta itu seperti menonton sulap, kau takkan pernah tahu rahasianya di awal.
♥220611